Kamis, 23 Oktober 2014

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA

A.                Gambaran Umum Perusahaan PT.PERTAMINA
PERTAMINA adalah  perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN ditahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris  Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang N0. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 “TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)”. PT. PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan berubahmenjadi PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit pada tanggal 9 Oktober 2008.
Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perusahaan adalah untuk menyelenggarakan usaha dibidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha dibidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan Perseroan Terbatas adalah untuk :
1.      Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efektif dan efisien.
2.      Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
1.      Menyelenggarakan usaha dibidang minyak dan gas beserta hasil olahan dan turunannya.
2.      Menyelenggarakan kegiatan usaha dibidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
a.    Melaksanakan Pengusahaan dan Pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
b.      Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2 dan 3.
PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit bergerak dibidang Eksplorasi, pengolahan dan pemasaran hasil tambang minyak dan gas bumi di Indonesia. Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah memiliki 7 Refinery Unit (RU) yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia. Akan tetapi diantaranya hanya mengelola 5.000 barel per hari, sehingga pada tahun 2007 di tutup. Refinery Unit tersebut meliputi tabel berikut :

Refinery Unit
Kapasitas
RU I

RU II

RU III

RU IV

RU V

RU VI

RU VII

Pangkalan Brandan (Sumatra Utara)

Dumai (Riau)

Plaju (Sumatra Selatan)

Cilacap (Jawa Tengah)

Balikpapan (Kalimantan Timur)

Balongan (Jawa Barat)

Sorong (Irian Jaya)
Sudah ditutup

170 MBSD

145,6 MBSD

348 MBSD

260 MBSD

125 MBSD

10 MBSD
Tabel 3.1 wilayah PT.Pertamina Indonesia

B.     Pekerjaan Yang Dilakukan
Pekerjaan yang penulis lakukan selama PSG sangat banyak seperti Monitoring Splicing Fiber Optik, Crimping Kabel UTP, Pengkleman Kabel UTP, Penarikan Kabel DW, instalasi jaringan telepon, penyambungan kabel telepon, penanganan gangguan di MDF dan lain-lain. Namun untuk lebih terarah penulis akan melaporkan suatu kegiatan yang berkaitan dengan laporan ini, yaitu mengenai instalasi jaringan lokal area tembaga (jaringan telepon).
1.      Penyambungan kabel telepon
2.      Pemasangan Telepon

C.    Prosedur Kerja
Untuk lebih terarah penulis hanya melaporkan kegiatan ini yang bertujuan untuk membuka lebih jauh pemahaman para pembaca.
1.      Penyambungan Kabel Telepon
Dalam menyambung kabel telepon, terutama diterminal boks yang berkapasitas besar, butuh penataan penyambungan. Kabel telepon umumnya dipilih 2pair terdiri dari warna Biru-Merah-Hitam-Putih. Bila kabel itu 10pair, maka terdapat 5 gerombol kabel 2pair dengan tiap-tiap gerombol terdapat satu kabel berbeda. Dalam kabel 10pair terdapat:
a.       Putih-Biru-Merah-Hitam
b.      Putih-Oranye-Merah-Hitam
c.       Putih-Hijau-Merah-Hitam
d.      Putih-Coklat-Merah-Hitam
e.       Putih-Abu-Abu-Merah-Hitam
Urutan Warna Kabel Suprim Di LSA
1
Putih - Biru
Merah - Hitam
2
Putih - Oranye
Merah - Hitam
3
Putih - Hijau
Merah - Hitam
4
Putih - Coklat
Merah - Hitam
5
Putih – Abu-Abu
Merah - Hitam
  Tabel 3.2 Urutan Warna Kabel Suprim Di LSA
Gambar 3.1 kabel Suprim di LSA
Untuk mudah mengingat maka bisa disingkat BOHCA. Sepuluh pair selanjutnya mengikuti siklus diatas, bedanya hanya pada lingkaran luar\dalam dan pita putih\kuning\merah. Untuk lebih yakin uji 10pair, misal di 10pair pertama, diujung disambung warna biru, 10pair kedua warna oranye, dan seterusnya, maka bila di avo ujung satunya bisa ketahuan dan disebut kabel suprim (kabel polos).
Sebagian kabel mengguanakan kode warna dan titik. Misal titik 1 titik 2 dan seterusnya. Atau variasi BOHCA dan titik atau belang. Namun yang umum dipakai adalah kode warna BOHCA. Sedangkan kabel jenis yang menggunakan kode titik\belang biasanya kabel indo(kabel belang). , maka terdapat 5 Ikatan kabel dan kabel 2pair dengan tiap-tiap ikatan terdapat warna kabel yang berbeda. Dalam kabel 10pair terdapat warna :
Urutan Warna Kabel Indo Di LSA
1
Merah gelang 1 Dan 2
Merah gelang 3 Dan 4
2
Putih gelang 1 Dan 2
Putih gelang 3 Dan 4
3
Hijau gelang 1 Dan 2
Hijau gelang 3 Dan 4
4
kuning gelang 1 Dan 2
kuning gelang 3 Dan 4
5
Biru gelang 1 Dan 2
Biru gelang 3 dan 4
Tabel 3.3 Urutan Warna Kabel Indo Di LSA
Gambar 3.2 Kabel Indo Di LSA
kabel indoor bawaan mesin PBX untuk menyambung ke Amphenol 25pair (mirip paralel port pada computer).
Sedangkan untuk menyambung di soket outlet telepon, bila pesawat teleponnya adalah SLT maka hanya butuh 1pair kabel.
a.       Cara penyambungan pada soket telepon
Pada soket telepon kita hanya memakai terminal 1 dan 2, sedangkan yang 3 dan 4 untuk telepon khusus. Maka sambungkan kabel 1pair tersebut ke terminal 1 dan 2 (yang ditengah tengah).
1)   Alat yang digunakan :
a)    Insertion Tool
Alat untuk menyambung kabel kedalam terminal LSA.
Gambar 3.3 insertion tool
b)   Tang Pemotong dan Obeng
Gambar 3.4 Tang Potong









c)    Tes Phone
                                   
Gambar 3.5 Test Phone
b.      Kabel telepon yang tersedia dipasaran
Pvc
1p,2p,6p,10p,20p,30p,40p (0,6mm)
Areal Cable
10p,20p,30p,40p,50p,60p,80p,100p,120p
(0,6mm,0,8mm,1mm).
Drop Wire 10p,20p,30p,40p,50p,60p,80p,100p,120p,150p,200p,250p (0,4mm).
Jelly Armoured Cable
10p,20p,30p,40p,50p,60p,80p,100p,120p,150p,200p,250p,300p,400p,500p,600p,800p (0,6mm,0,8mm)
c.       Peralatan utama dalam telepon
Dalam pekerjaan telepon, yang termasuk dalam peralatan utama adalah MDF telepon, PBAX, instalasi MDF ke PBAX, programming dan beberapa pekerjaan lain yang beerhubungan.
PBAX\PBX = Private Automatic Branch Exchange atau dalam bahasa indonesia STO = Sentral Telepon Otomat. Untuk ukuran kecil biasanya disebut key telephone, mungkin karena kebanyakan fungsinya untuk membatasi penggunaan telepon pada hal-hal yang dianggap tidak penting.
d.      Instalasi telepon menggunakan software \ program
Cara program bisa menggunakan PC yang telah diinstal software atau kita pakai pesawat operator yang memiliki display.
Misal pada aspila ex pada awal programming menggunakan pesawat opr ex 200 (port 1).
1)   Jangan angkat handset tekan call
2)   Tekan #*#*
3)   Tekan password : 12345678 (ini password admin kelas 2 yang bisa mengakses seluruh program), atau 0000 (password kelas 3 default mesin) atau 9999 (password kelas 4 default mesin).
4)   Tekan kode program
5)   Tekan MSG = untuk keluar root program, tekan HOLD = untuk enter, CONF = Back Space, VOL up\down = pindah ext dalam program, FLASH = pindah baris pada display program.
6)   Tekan SPK untuk menyimpan data yang baru diisikan maka dalam layar muncul tulisan “saving system data” lalu “complete data save”.
Misal membuat password pribadi:
1)   Tekan tombol program
2)   Tekan **
3)   Tekan password : 1234 (default mesin untuk user yang bisa mengakses seluruh program)
4)   Kode program
5)   NEXT
6)   STORE END
Untuk PBAX NEC bisa dibuka di Dterm Phone. Passwordnya TRF*TRF#12345678.


2.      Pemasangan telepon
Urutan pemasangan telepon dari awal sampai selesai :
a.       Dipastikan disisi pelanggan terdapat jaringan telepon (tidak penuh atau rusak). Pengecekan dapat dilakukan dengan survei langsung ke lokasi. Lakukan penginputan nomor \ data pelanggan.
b.      Setelah penginputan selesai maka akan langsung didapat EQN (port dimana nomor telepon keluar), primer, dan sekunder.
c.       Lakukan penjumperan kabel mulai dari EQN langsung ke primer.
d.      Setelah dilakukan dengan baik dan tune telepon sudah oke, maka dilanjutkan kesisi lapangan.
e.       Test tune di RK untuk mengetahui apakah line sudah lurus apa belum, setelah itu lakukan penjumperan kabel dari primer ke sekunder (pastikan tune dicek lagi, karena takutnya nanti ada kontak kabel disisi sekunder).setelah itu lakukan penjumperan disisi DP dengan menggunakan kabel DW.
f.       Pasang roset dan test tune, kemudian pasang perangkat dengan benar.
                 
D.    Permasalahan Yang Dihadapi
                  Masalah yang penulis hadapi pada saat pemasangan telepon sangat banyak, namun penulis hanya menuliskan satu permasalahan saja untuk mewakili yaitu permasalahan pada saat Pemasangan RK baru di masjid Al-Munawar. Pada saat itu terjadi permasalahan pada kabel primer yang susah untuk ditarik lurus karena terjadi lilitan dengan kabel sekunder.

E.     Pemecahan Masalah
           Penulis akan memberikan solusi tentang permasalahan diatas. Solusi terhadap permasalahan yaitu sebelum kabel primer ditarik ke RK penulis harus merapikan kabel primer yang sudah terlilit dengan kabel sekunder terlebih dahulu, setelah itu tarik satu persatu kabel primer yang akan ditarik\dipasang di RK.

            Kesimpulan : ketika ingin melakukan pemasangan RK baru pastikan kabel primer dan kabel sekunder tidak terlilit, supaya memudahkan dalam pengerjaan dan tidak memakan waktu yang cukup lama.

0 komentar:

Posting Komentar