HASIL
PRAKTEK KERJA
A. Gambaran Umum
Perusahaan/ Kantor/ Instansi
PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk (Telkom Indonesia) merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak
di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Republik Indonesia
Dengan statusnya sebagai perusahaan terbuka milik negara yang sahamnya
diperdagangkan di bursa saham, saham Telkom Indonesia tidak hanya dimiliki oleh
pemerintah Indonesia tetapi juga dapat dimiliki publik namun pemegang saham
mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 53,24% sedangkan
sisanya dikuasai oleh publik. Saham
Perusahaan diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London
Stock Exchange (LSE) dan Public Offering Without Listing (POWL) di Jepang.
Layanan telekomunikasi dan jaringan
Telkom Indonesia sangat luas dan beragam meliputi layanan dasar telekomunikasi
domestik dan internasional, baik menggunakan jaringan kabel, nirkabel tidak
bergerak Code Division Multiple Access (CDMA) maupun Global System
for Mobile Communication (GSM) serta layanan interkoneksi antar operator
penyedia jaringan. Di luar layanan telekomunikasi, Telkom Indonesia juga
berbisnis di bidang multimedia berupa konten dan aplikasi, melengkapi
portofolio bisnis Perusahaan yang disebut Telecommunication,
Information, Media, Edutainment and Services (TIMES).
Bisnis telekomunikasi adalah fundamental
bisnis Telkom Indonesia yang merupakan warisan tujuan awal Telkom Indonesia
didirikan, sedangkan portofolio bisnis lainnya disebut sebagai gelombang bisnis
baru (new wave) yang mengarahkan Perusahaan untuk terus berinovasi pada
produk berbasis kreatif digital. Hal tersebut mempertegas komitmen Telkom
Indonesia untuk terus meningkatkan pendapatan di dalam situasi persaingan bisnis
di industri ini yang sangat terbuka.
Telkom Indonesia mempunyai
semangat untuk secara berkelanjutan membantu mengembangkan usaha kecil dan
menengah menjadi perusahaan denganskala besar, dengan tetap mengutamakan
peningkatan kesejahteraan masyarakat luas. Selain itu, Perusahaan juga terus
melakukan diversifikasi usaha baik
melalui merger ataupun akuisisi.
Telkom Indonesia sebagai salah satu penyedia jaringan terbesar di Indonesia
sedang memperkuat fundamental
jaringan broadband di kawasan Indonesia Timur melalui proyek Palapa Ring sehingga dapat mewujudkan jaringan
nasional yang kuat dengan nama Nusantara
Super Highway.
Dengan kualitas, konektivitas
dan mobilitas data yang handal dan
terpercaya, mampu meningkatkan jumlah pelanggan broadband Telkom
Indonesia menjadi 10,5 juta pelanggan per 31 Desember 2011, atau meningkat
sebesar 64,3%. Sementara itu, pelanggan layanan seluler meningkat pesat sebesar
13,8% atau 13 juta pelanggan baru sehingga total pelanggan seluler menjadi 107
juta.
Dengan ditetapkannya
inisiatif strategis Telkom Indonesia untuk mengoptimalkan layanan POTS yang
merupakan salah satu layanan bisnis Telkom Indonesia, Telkom Indonesia merasa
perlu menata kembali mekanisme pengelolaan bisnis tersebut, terutama pada
segmen ritel kabel tidak bergerak fixed wireline (FWL) yang memiliki karakteristik
pelanggan berdasarkan lokasi, alamat dan tempat tinggal. Oleh karena itu,
Telkom Indonesia memetakan kembali segmen dan pelanggan yang menjadi pasar
utama bisnis ritel FWL tersebut serta memanfaatkan saluran potensial yang lebih
sesuai dengan lingkungan usaha Telkom Indonesia guna mewujudkan konvergensi
layanan Telkom Indonesia secara efektif.
B.
Pekerjaan yang dilakukan
Sebenarnya banyak materi yang penulis dapatkan pada
saat prakerin di Kantor WITEL Access (Madiun) JatimBar. Akan tetapi penulis ingin
fokus untuk mengangkat satu pokok pembahasan yaitu tentang Instalasi ONT. Pada tanggal 10 september 2014, penulis berkumpul
diruangan Access Area dibagian Telkom
Akses bersama teman-teman dari Telkom Akses, setelah itu penulis bersama
teman-teman TA melakukan sharing bersama dan menunggu order pekerjaan. Setelah
selesai melakukan sharing penulis ikut dengan tim PSB (Pasang Baru), dan kami
mendapat order untuk melakukan Instalasi ONT di SMK PGRI 2 Ponorogo.
Setelah itu penulis dan teman-teman TA masuk keruangan
Asman Maintenance untuk mengambil
peralatan yang di perlukan. Setelah itu penulis dan teman-teman TA berangkat
menuju SMK PGRI 2 Ponorogo. Sebelum berangkat ke SMK PGRI 2 Ponorogo penulis
dan teman-teman PSB pergi ke STO Ponorogo untuk melakukan penjumperan ME (Metro
Ethernet) ke OLT (Optical Line Terminal).
Setelah dijumper lalu penulis dan salah satu teman
PSB pergi ke ODC untuk melakukan pelurusan core, setelah sampai di ODC penulis
dan salah satu teman PSB memberitahukan kepada teman PSB yang ada di STO
Ponorogo bahwa penulis dan samalah satu teman PSB sudah sampai di ODC, setelah
itu teman-teman yang ada di STO melakukan penembakan laser menggunakan OLS, setelah ditembak penulis dan salah satu
teman PSB melakukan pencarian OTB mana yang sudah ditembak, setelah
mendapatkannya penulis dan salah satu teman PSB memasang pasif splitter 1:4, input 1
core dari pasif splitter di colokkan ke OTB dari STO, dan 4 core di colokkan ke OTB menuju ODP
pelanggan.
Setelah selesai penulis dan salah satu teman PSB
menjemput teman-teman PSB yang berada di STO Ponorogo untuk beristirahat pada
saat itu pukul 11.30 WIB.
Setelah pukul 13.00 penulis dan teman-teman PSB
menuju SMK PGRI 2 Ponorogo untuk melakukan instalasi
ONT, ternyata di dekat sekolah tersebut belum ada terpasang ODP, setelah
mengetahui hal tersebut penulis dan teman-teman PSB melakukan pemetikan core untuk dipasang ODP,
setelah itu penulis dan teman-teman PSB melakukan pencarian KU (Kabel Udara)
yang dari ODC yangsudah dijumper tadi,
setelah ketemu KUnya penulis dan teman-teman PSB langsung melakukan Instalasi ODP Closure.
Pertama-tama salah satu teman PSB naik ke tiang
untuk melaukan pengupasan kulit kabel, dan penulis serta teman-teman PSB yang
lain mempersiapkan ODP yang akan di pasang, setelah persiapan selesai penulis
dan teman-teman PSB melakukan penyabungan pigtail
dengan pasif splitter 1:8, setelah
selesai salah satu core KU yang dari ODC juga di sambung dengan pigtail, setelah disambung ODP pun di
pasang ke KU dengan cara di gantung di KU,setelah ODP terpasang di KU, lalu pigtail yang yang disambung dengan core KU di colokkan ke input pasif splitter 1:8 di ODP, setelah itu ODP ditutup dan siap
digunakan.
Setelah menginstalasi ODP penulis dan teman-teman
PSB pergi ke SMK PGRI 2 Ponorog, setelah sampai di SMK PGRI 2 Ponorogo penulis
dan teman-teman PSB menemui salah satu guru yang mengajukan permintaan Pasang
Baru ONT, setelah bertemu guru tersebut penulis dan teman-teman PSB melakukan
surfey untuk penempatan ONT, setelah surfey
penempatan ONT penulis dan teman-teman PSB surfey
untuk penarikan Dropcore. Setelah
selesai surfey lalu penulis dan
teman-teman PSB melakukan Instalasi
ONT.
C.
Prosedur kerja
1.
Persiapan
Sebagai langkah pertama, maka persiapanlah yang
harus dilakukan oleh seorang teknisi lapangan. Berikut beberapa persiapan yang
harus dilakukan :
a. Alat yang
digunakan
1)
Splicer Ilsintech
2)
Cutter
3)
Tang potong
4)
Tangga
5)
Fushion Splice
b. Bahan yang di gunakan
1)
Dropcore
2)
Conektor
3)
Alcohol
4)
ONT/ONU
2.
Prosedur instalasi ONT/ONU
Setelah persiapan sudah beres, maka sekarang penulis
akan membahas tentang prosedur Instalasi
ONT/ONU. Prosedur tersebut diantaranya :
a.
Pertama-tama kabel
digelar dari ODP menuju ruangan yang sudah di survey tadi.
Gambar
3.3 Penggelaran kabel Dropcore
b.
Setelah kabel
digelar lalu kupas ujung kabel yang berada di ODP.
c.
Setelah dikupas,
sambung kabel Dropcore dengan konektor
menggunakan Splice Ilsintech.
Gambar 3.4 penyambungan dropcore dengan konektor
d.
Setelah
tersambung dengan konektor lalu
dimasukkan ke OLS apakah kabel sudah tersambung sempurna.
Gambar 3.5 pengecekan menggunakan OLS
e.
Setelah itu konektor tadi pasang di salah satu output pasif splitter yang ada di dalam ODP.
|
d.
Setelah
tersambung dengan pasif splitter lalu
kabel Dropcore ditambat (dikaitkan) ketiang supaya kuat.
|
e.
Setelah itu tambat lagi ditiang-tiang berikutnya. (Gambar
3.7)
f.
Setelah sampai
ditiang terakhir kabel lalu ditambat
didinding belakang rumah pelanggan. (Gambar 3.8)
g.
Setelah itu
tarik kabel Dropcore yang sudah ditambat dibelakang rumah tadi ke
ruangan tempat ONT yang sudah di surfey
tadi.
h.
Setelah
sampai diruangan tersebut penulis dan
teman-teman TA kembali melakukan penyambungan Dropcore dengan konektor.
Gambar
3.10 Penyambungan Dropcore dengan konektor
i.
Setelah
disambung lalu ukur redaman kabel Dropcore tadi apakah sudah sesuai atau
belum. (redaman standar antara
15-22dB).
j.
Setelah itu ujung Dropcore yang satunya dicolokkan ke port yang ada di ONT.
Gambar
3.11 Bagian belakang ONT
k.
Setelah itu
hubungkan ONT dengan listrik.
l.
Setelah
dihubungkan lampu PON yang ada di ONT menyala tapi berkedip-kedip karena belum
di config dari kantor.
m. Setelah itu penulis melakukan setting ONT tapi hanya mengganti nama SSID dan passwordnya
saja, karena untuk mengconfig hanya
bisa dilakukan oleh pihak Telkom.
Setelah selesai makan kami kembali ketempat
pelanggan untuk melakukan setting
modem.
3.
Setting
Modem ONT/ONU
a.
Pertama nyalakan
modem dengan cara menekan tobol merah yang ada di belakang modem.
b.
Setelah itu
modem akam memancarkan sinyal WIFI.
c.
Setelah itu
sambungkan ke SSID yang ada di modem
tersebut.
d.
Setelah
tersambung buka aplikasi Mozilla Firefox.
e.
Setelah masuk
ketik di alamat 168.192.1.1.
f.
Setelah masuk
ada tamppilan untuk Log In, masukkan username : admin dan password : admin.
Gambar 3.12 Tampilan Login Modem ZTE
g.
Sesudah Log In ada menu-menu ditampilan
tersebut, lalu pilih menu Network.
Gambar 3.13
Tampilan awal menu Modem ZTE
h.
Sesudah masuk
menu tersebut nanti ada menu-menu lagi, lalu pilih WLAN.
i.
Setelah masuk WLAN pilih menu Multi SSID Setting, lalu ganti SSID
Name sesuai permintaan pelanggan, setelah diganti lalu klik Submit.
Gambar 3.14 Tampilan menu WLAN dan masuk ke
Multi-SSID Setting
j.
Setelah di
disubmit, lalu plih lagi menu Security,
setelah masuk menu Security, lalu WPA Passphrase diganti sesuai permintaan
pelanggan, setelah selesai klik submit.
Gambar 3.15 Tampilan menu Security
k.
Sesudah diganti
lalu di coba apakah sudah terganti atau belum.
Setelah itu semuanya
pun selesai, pada jam 15.00 penulis dan teman-teman PSB pun kembali kekantor.
Demikian salah satu kegiatan PSG yang penulis
lakukan di Kantor WITEL Access (Madiun) JatimBar selama 3 bulan.
D.
Permasalahan yang dihadapi
1.
Permasalahan
yang dihadapi di lapangan :
2.
Batrai fushion splice habis pd saat dilapangan.
3.
Kabel dropcore banding pada saat penarikan.
E.
Pemecahan masalah
1.
Pemecahan
masalah di lapangan :
2.
Sebelum
berangkat kelapangan hendaknya mengecek semua peralatan yang dibutuhkan apakah
sudah siap atau belum.
3.
Apabila pada
saat penggelaran kabel hendaknya petugas yang bekerja lebih berhati-hati,
suapaya tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar